Saturday, October 15, 2005
DEAR ALL,



Akibat Kenaikan BBM ternyata telah dirasakan orang kecil bahkan akibat
kenaikan ini menimbulkan sebuah "perkelahian" kecil yang sebenarnya
tidak pantas dilihat dan dilakukan.

Siang ini ketika saya akan ke klinik, saya menumpang KWK jurusan Cilincing.
Di perempatan jalan, ada seorang penumpang yaitu ibu setengah baya yang
mengetok pintu KWK dan ingin turun diperempatan itu dan ibu itu membayar
ongkos KWK.

Ibu itu mengeluarkan uang lembaran seribuan dan uang itu diterima oleh
pak sopir dan karena merasa kalau uang bayaran kurang pak sopir
memanggil ibu itu dan meminta tambahan bayaran yaitu Rp. 500.00.

Ibu itu malah marah marah dan mengatakan hal yang macem macem dan tidak
enak di dengar sambil melemparkan koin Rp.500,00 ke arah sopir.

Sopir ternyata tidak terima dengan perlakuan ibu itu dan melempar balik
koin lima ratusan itu dan tepat mengenai kepala ibu yang tadi melemparkan koin kearah sopir.

Tentu ibu itu menjadi semakin marah dan semakin bicara ngawur dengan
"menghujat" sopir itu.
Lha pak soper dengan entengnya membalas hojatan ibu itu dengan kata kata
yang tidak kalah kasar malah sampai mengatakan," ngapain pakai jilbab
tapi tidak bisa menghormati orang lain. lebih baik dilepas saja dan tidak mencemari agama. saya beragama....... menjadi malu dengan kelakuan ibu yang tidak punya sopen santun itu".

Perang mulut itu semakin menjadi dan karena ada ibu yang juga berjilbab
dan lebih tua dan kelihatan alim melerai perang itu dan mengatakan,"
sudah bang, malu masak sesama ..... kok berantem. nanti saya yang bayar
ongkos ibu itu".

Sopir menjawab," bukan masalah bayaran bu haji, tapi masalah sopan
santun".

Akhirnya sopir kembali mengemudikan mobil sambil masih terus mengumpat
dan kami yang ada dimobil hanya bisa menghibur pak sopir dan meminta
tetap tenang.

Inilah sedikit kejadian yang diakibatkan kenaikan ongkos angkutan dan
ini karena kenaikan bbm kemarin.

Bukankah ini hanya hal yang sepele yaitu tentang uang lima ratus rupiah.
Namun dibalik recehan lima ratus rupiah ini teryata terjadi perang panas
yang siap meluluh lantakkan hati dua insan yang masih satu saudara dalam
iman.

Mengapa hal sekecil itu menjadi masalah ?
Ini karena hal kecil pun diburu oleh orang untuk mempertahankan hidupnya.
Mempertahankan hidup memang tidak mudah karena harus mengumpulkan
recehan demi recehan agar bisa membeli sesuatu yang bisa memperpanjang
nafas kehidupan ini.

Disisi lain……

Sewaktu saya sampai di Klinik.
Saya bertemu kembali dengan ibu yang berat badannya 24 kg seperti yang
saya ceritakan pada kisah terdahulu.
Ibu ini membawa hasil rongsen dan hasil laborat untuk diperiksa dokter.
Ternyata ibu ini menderita TBC yang sudah cukup parah.

Ibu ini akhirnya diberi obat TBC dan diminta rutin datang untuk
mengambil obat setiap sepuluh hari sekali.
Tapi ibu itu keberatan karena ia tidak punya uang maka kami membebaskan
biaya ibu itu untuk setiap pengambilan obat.
Sewaktu ibu itu menerima obat, salah satu perawat kami memberi saran
kepada ibu itu agar mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Ibu itu menjawab saran perawat itu dengan air mata yang berlinang,
"bagaimana makan yang bergisi bu dokter ( ia memanggil perawat dengan
panggilan dokter), lha makan saja saya jarang karena kami tidak bisa
masak setiap hari dan kalau ada makanan yang makan hanya anak anak dan
saya lebih baik tidak makan".

Saya menjadi sedih melihat ibu itu. maka saya panggil anaknya dan saya
minta dokter sekalian memeriksa anaknya dan dokter mengatakan kalau
anaknya tidak apa apa dan besok dirongsenkan saja agar tahu apakan dia
tbc atau tidak.

Dokter hanya menyarankan kalau anak itu perlu diberi susu atau kacang
hijau agar anak itu lebih sehat dan tidak kelihatan pucat. Memang anak
itu kelihatan gemuk namun wajahnya pucat tidak seperti anak anak yang
lainya

Maka sebelum ibu itu pulang Hanky memberikan susu untuk ibu dan anak itu
sebanyak 20 saset agar sepuluh untuk anaknya dan yang sepuluh untuk
ibuknya dan saya tanyakan apakah ibu mendapat dana dari pemerintah yang
besarnya Rp 100.000,00 sebulan.

Ibu itu menjawab kalau ia dan keluarganya tidak mendapatkan bantuan itu
karena ia tinggal di daerah yang tidak ada RT maupun RWnya.
Ibu itu mengatakan kalau bantuan yang diterima hanya dari sekolah
anaknya yang sekolah di TK yang ada di ruang sebelah
Lha ruang sebelah adalah sekolah pra sekolah milik kami juga.

Inilah kejamnya kehidupan.

Ternyata masih ada ibu yang tidak makan sehari bahkan lebih demi anak
anaknya.
Bukankan ini hal yang mengharukan sekaligus menyedihkan menyayat hati.
Dilain pihak banyak orang sering menyimpan makanan sampai kadaluwarso
dan bahkan banyak yang membuang makanan serta kalau makan banyak orang
yang tidak habis lalu dibuang dan menjadi sampah yang membuat mamper got
yang ada disekitar rumah.

Jadi sungguh bukan hisapan jempol kalau kesulitan itu masih ada dan akan
bisa ditemukan kalau mata sungguh terbuka dan orang mau mendekati dan
mendengarkan keluh kesah dari banyak orang yang hidup dalam disekitar
kita.

Jujur saya sering melihat ibu ini dan malah sering bercerita banyak
namun belum pernah bercerita tentang makan dan bagaimana beliau tidak
makan demi anak anaknya.

Pantesan beliau kalau mengantar anaknya hanya duduk sendiri di sudut
bangunan dan tidak bergabung dengan ibu yang lain.
Ini mungkin minder atau merasa tidak layak bergabung dengan banyak orang
yang lebih beruntung dari hidupnya.

pengalaman hari ini sungguh menampar hati saya.
Kesulitan memang sungguh menggigit dan menjerat orang kecil.
Sungguh uang recehan limaratusan menjadi barang yang berharga sekali
bagi kehidupan orang kecil apalagi kehidupan orang yang sulit sekali
mendapatkan sesuap nasi.


Bagi kita uang limatarusan adalah hanya untuk "kerokan" dan segera
dilempar ke sudut ruangan kalau sudah selasai digunakan.

Dua kejadian ini menjadi bukti kalau kenaikan bbm ternyata memang
mencekik mereka yang telah hidup dalam lembah kesulitan.

Dan perhatian pemerintah kepada mereka yang hidup dilembah kesulitan ini
juga tidak bisa sampai karena keberadaan mereka memang sangat dalam dan
jauh dari jangkauan pemerintah yang sibuk menjangkau ayng lain.

pemerintah bekerja atas dasar struktur yang bisa dipercaya sedangkan
ratusan bahkan jutaan orang hidup tidak dibawah struktur dan mereka liar
mendiami pinggir sungai, tanah sengketa dan tanah pemerintah dan mereka
tidak masuk dalam instasi yang bernama RT maupun RW.

Mereka hidup dan tidak dilirik oleh aparat yang berwajib baru dilihat
kalau mau digusur atau "diberangus" keberadaannya.

Lha dibawah kekuasaan aparat RT dan RW saja sudah banyak yang miskin
ngapain ngurusi yang hidup liar? Jadi masalah saja.
Ini mungkin pemikiran aparat yang diberi wewenang mendata keberadaan
orang miskin.
Maka hanya kitalah yang bisa menjangkau mereka yang ada dalam jurang
kesulitan itu, karena tangan pemerintah tidak bisa sampai menjangkau
disana.
Mari bersama menyambungkan tangan dan hati untuk menyapa mereka yang
kurang beruntung ini dan berbagi apa yang kita punyai.
Ini tidak sulit misalnya dengan berani makan seperlunya dan tidak
menyai-nyiakan apa yang diberikan oleh Tuhan kepada kita.
Kalau berkelebihan ingatlah mereka yang terlupakan, dan kalau makan
tidak habis ingatlah pula yang tidak bisa makan karena kemiskinan.
Kita tidak bisa makan karena makanan berlimpah dan kita tidak sanggup
menyantapnya namun mereka yang miskin dan tidak beruntung tidak bisa
makan karena menang tidak ada yang dimakan.
Jadi kalau ada kelebihan dalam keluarga apapun itu, bukalah pintu rumah
dan bukalah gerbang serta tunggulah mengkin ada orang lewat yang perlu
sapaan dan mungkin memerlukan makanan.
Jangan dibuang apa yang ada namun berikan kepada yang membutuhkan.
saya yakin banyak orang yang tidak beruntung di sekitar kita dan banyak
yang berkeliaran mengelilingi kita, hanya kadang kita yang enggan
melihat mereka.


Sekali lagi bukalah sedikit saja selubung kehidupan Anda agar mata bisa
lebih jelas melihat orang kecil disekitar kita.
Mereka itu adalah indah dan mutiara kalau telah bisa bergaul dengan
mereka.
Kehadiran mereka akan menjadi penjaga hidup kita.
Yakinlah kalau sedikit saja kita mau membuka pintu dan memberikan yang
kita punyai pada orang yang kurang beruntung dalam kehidpan ini maka
merekalah yang akan menjadi penjaga seluruh isi rumah dan hidup kita.

Sekali lagi mari berbagi dari apa yang bisa dibagikan.
Jangan dibuang.
Ingatlah mereka yang belum bisa menikmati hidup ini secara penuh.
Tuhan telah membuka hatiNya dan memberikan apa yang dipunyaiNya termasuk
pakianNya serta hatiNya dengan tergantung telanjang dikayu salib.
Ini adalah ajakan untuk membuka sedikit saja hati kita bagi orang lain
dan memberikan kepada yang kurang beruntung.
Semoga semangat penyerahan Tuhan dengan berbagi hidupNya ada dalam
hidup kita sehingga banyak kehidupan semakin terjaga dan lebih lama
tinggal dibumi ini.

Hormat penuh berkat dari orang kecil ini.
petrusp.
Untuk bergabung kirimkan email kosong ke:
rohani-subscribe@yahoogroups.com

* Harta rohani - jika dibagikan justru kita semakin diperkaya karenanya.
 
posted by imelda at 11:54 AM |


0 Comments: