Sunday, October 01, 2006
dari www.aritonang.com
Sudah satu minggu ini ikan sapu-sapu ku meninggal dunia. Sejak saat
dia meninggalkan akuariumku, baru tiga hari saja tidak dibersihkan,
lumut pasti akan bermunuculan di akuarium kesayanganku.
Aku tidak ada waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu dan juga tidak
ada waktu untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru. Suatu hari kudapati
lumut sudah memenuhi kaca bagian dalam akuariumku. Aku berpikir, ini
tidak bisa dibiarkan. Keindahan ikan-ikan koki ku akan tersembunyi
jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya menemani mereka.
Ikan-ikan sapu-sapu, bisa menjadi solusi untuk membantuku membersihkan
lumut- lumut itu. Sapu-sapu adalah ikan yang makanan utamanya adalah
lumut dalam akuarium atau kolam ikan.
Di sela-sela sempitnya waktuku, sepulang kerja kuluangkan waktu untuk
mampir ke toko ikan dekat rumahku. Aku berkeliling mencari ikan hitam
yang tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya kutemukan satu
ikan sapu-sapu yang tidak begitu suram kulitnya, walaupun tetap tidak
indah dipandang mata dan tetap saja kulitnya akan kasar.
"Berapa Pak, harganya?" tanyaku pada si penjual ikan itu.
"Tujuh ratus lima puluh rupiah, Mbak," jawab si penjual itu.
Segera kusodorkan uang dan setelah itu langsung ku tapakkan kakiku
menuju rumah.
Ikan sapu-sapu itu lalu aku cemplungkan ke dalam akuarium. Dengan
sigap dan bagai habis lepas dari kurungan ikan itu langsung meliuk-
liuk. Dan ... betapa senangnya dia menemukan sebuah sisi kaca yang
penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca penuh lumut
tersebut. Tidak peduli dengan ikan-ikan kokiku yang seakan sedang
mengerumuni ikan sapu-sapu itu untuk berkenalan.
Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya kucemplungkan
dulu tanpa kubersihkan akuariumnya. Pikirku weekend nanti pasti aku
ada waktu.
Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa
ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah .... Tapi
bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah. Ehhh ... tapi kok lain
ya? Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar. Terus kuamati
ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan kain sutera
yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus kuperhatikan mereka
karena terlalu indah bagiku untuk kutinggalkan.
Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam
yang tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam
dunianya sendiri dan takut untuk bergabung dengan koki-koki indah itu.
Aku tersadar .... Ya, ikan-ikan kokiku terlihat begitu indah dan
bersinar bukan karena ikan-ikan itu yang berubah, tetapi keadaan di
sekitar merekalah yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca
akuariumku buram sudah lenyap! Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali
bening sehingga ikan-ikan indahku terlihat semakin indah. Ikan yang
tidak menarik yang kubeli kemarin dengan harga murah itu telah melahap
habis lumur-lumut itu. Memang untuk itulah ikan itu kubeli, tetapi aku
tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar biasa seperti ini.
Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang
tidak menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini.
Ikan sapu-sapu sangatlah tidak menarik. Dia tidak punya kelebihan
fisik yang dapat dibanggakan. Harganya pun sangat murah. Tetapi, Tuhan
memberikan kelebihan luar biasa pada dia. Dia dapat membersihkan
permukaan kaca yang begitu kotor menjadi bening kembali. Itulah yang
membuat ikan sapu-sapu begitu dicari-cari oleh siapa saja yang ingin
akuarium atau kolam ikannya terbebas dari lumut.
Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada Tuhan karena merasa aku
tidak memiliki kelebihan dari segala sisi. Tuhan memakai ikan kecil
itu untuk menyadarkan aku, "Kuciptakan dirimu bukan untuk hal yang
tidak berguna. Kau ada di dunia ini karena kau berarti bagi-Ku, untuk
melakukan hal-hal besar bagi-Ku!"
Aku masih terpaku di depan akuariumku. Aku masih menatap ikan kecil
yang tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini Tuhan
memberikan aku pelajaran indah dari seekor ikan. Hari ini, Tuhan tidak
ingin aku semakin tenggelam dalam pencarian arti hidupku di dunia ini.
Aku berarti bagi-Nya, aku berharga bagi-Nya. Dalam pandangan mata aku
memang tidak semenarik mereka yang ada di sekelilingku, tetapi ada hal
istimewa yang Tuhan berikan padaku, dan aku yakin itu akan jadi berkat
bagi banyak orang, karena Tuhan yang menganugerahkannya.
Aku beranjak dari depan akuariumku. Jam di tanganku sudah menunjukkan
waktu untuk segera berangkat ke kantor. Semangatku menapaki hari-hari
ke depan kembali menyala. Kuucapkan syukur untuk semua pelajaran indah
ini.
Terima kasih Tuhan! Terima kasih ikan sapu-sapu ku!._,_.___
Sudah satu minggu ini ikan sapu-sapu ku meninggal dunia. Sejak saat
dia meninggalkan akuariumku, baru tiga hari saja tidak dibersihkan,
lumut pasti akan bermunuculan di akuarium kesayanganku.
Aku tidak ada waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu dan juga tidak
ada waktu untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru. Suatu hari kudapati
lumut sudah memenuhi kaca bagian dalam akuariumku. Aku berpikir, ini
tidak bisa dibiarkan. Keindahan ikan-ikan koki ku akan tersembunyi
jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya menemani mereka.
Ikan-ikan sapu-sapu, bisa menjadi solusi untuk membantuku membersihkan
lumut- lumut itu. Sapu-sapu adalah ikan yang makanan utamanya adalah
lumut dalam akuarium atau kolam ikan.
Di sela-sela sempitnya waktuku, sepulang kerja kuluangkan waktu untuk
mampir ke toko ikan dekat rumahku. Aku berkeliling mencari ikan hitam
yang tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya kutemukan satu
ikan sapu-sapu yang tidak begitu suram kulitnya, walaupun tetap tidak
indah dipandang mata dan tetap saja kulitnya akan kasar.
"Berapa Pak, harganya?" tanyaku pada si penjual ikan itu.
"Tujuh ratus lima puluh rupiah, Mbak," jawab si penjual itu.
Segera kusodorkan uang dan setelah itu langsung ku tapakkan kakiku
menuju rumah.
Ikan sapu-sapu itu lalu aku cemplungkan ke dalam akuarium. Dengan
sigap dan bagai habis lepas dari kurungan ikan itu langsung meliuk-
liuk. Dan ... betapa senangnya dia menemukan sebuah sisi kaca yang
penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca penuh lumut
tersebut. Tidak peduli dengan ikan-ikan kokiku yang seakan sedang
mengerumuni ikan sapu-sapu itu untuk berkenalan.
Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya kucemplungkan
dulu tanpa kubersihkan akuariumnya. Pikirku weekend nanti pasti aku
ada waktu.
Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa
ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah .... Tapi
bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah. Ehhh ... tapi kok lain
ya? Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar. Terus kuamati
ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan kain sutera
yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus kuperhatikan mereka
karena terlalu indah bagiku untuk kutinggalkan.
Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam
yang tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam
dunianya sendiri dan takut untuk bergabung dengan koki-koki indah itu.
Aku tersadar .... Ya, ikan-ikan kokiku terlihat begitu indah dan
bersinar bukan karena ikan-ikan itu yang berubah, tetapi keadaan di
sekitar merekalah yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca
akuariumku buram sudah lenyap! Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali
bening sehingga ikan-ikan indahku terlihat semakin indah. Ikan yang
tidak menarik yang kubeli kemarin dengan harga murah itu telah melahap
habis lumur-lumut itu. Memang untuk itulah ikan itu kubeli, tetapi aku
tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar biasa seperti ini.
Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang
tidak menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini.
Ikan sapu-sapu sangatlah tidak menarik. Dia tidak punya kelebihan
fisik yang dapat dibanggakan. Harganya pun sangat murah. Tetapi, Tuhan
memberikan kelebihan luar biasa pada dia. Dia dapat membersihkan
permukaan kaca yang begitu kotor menjadi bening kembali. Itulah yang
membuat ikan sapu-sapu begitu dicari-cari oleh siapa saja yang ingin
akuarium atau kolam ikannya terbebas dari lumut.
Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada Tuhan karena merasa aku
tidak memiliki kelebihan dari segala sisi. Tuhan memakai ikan kecil
itu untuk menyadarkan aku, "Kuciptakan dirimu bukan untuk hal yang
tidak berguna. Kau ada di dunia ini karena kau berarti bagi-Ku, untuk
melakukan hal-hal besar bagi-Ku!"
Aku masih terpaku di depan akuariumku. Aku masih menatap ikan kecil
yang tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini Tuhan
memberikan aku pelajaran indah dari seekor ikan. Hari ini, Tuhan tidak
ingin aku semakin tenggelam dalam pencarian arti hidupku di dunia ini.
Aku berarti bagi-Nya, aku berharga bagi-Nya. Dalam pandangan mata aku
memang tidak semenarik mereka yang ada di sekelilingku, tetapi ada hal
istimewa yang Tuhan berikan padaku, dan aku yakin itu akan jadi berkat
bagi banyak orang, karena Tuhan yang menganugerahkannya.
Aku beranjak dari depan akuariumku. Jam di tanganku sudah menunjukkan
waktu untuk segera berangkat ke kantor. Semangatku menapaki hari-hari
ke depan kembali menyala. Kuucapkan syukur untuk semua pelajaran indah
ini.
Terima kasih Tuhan! Terima kasih ikan sapu-sapu ku!._,_.___