Sunday, October 16, 2005
Ada seorang pria, termasuk anak lelakinya, suka mengkoleksi karya seni
yang langka. Mereka memiliki seluruh koleksi karya seni yang pernah ada,
dari Picasso sampai Raphael. Bapa dan anak ini seringkali duduk bersama
dan mengagumi keindahan karya-karya seni tersebut.
Ketika terjadi perang Vietnam, anak lelaki ini diutus ke medan peperangan.
Seorang pemuda yang gagah berani dan gugur di medan perang ketika ia
sedang menyelamatkan jiwa prajurit lain. Hati
ayahnya hancur ketika ia mendengar hal tersebut, menangisi kepergian anak
tunggalnya.
Sebulan kemudian, sesaat sebelum hari Natal, terdengar sebuah ketukan di
pintu rumahnya. Seorang anak muda berdiri di depan pintu membawa sebuah
bingkisan besar. Dan berkata, "Tuan, Anda tidak
mengenal saya, tetapi saya adalah prajurit yang diselamatkan oleh anak
Anda.. Ia menyelamatkan banyakjiwa hari itu, dan ia sedang menggendongku
ke tempat yang aman ketika ia ditembak, tepat terkena dihatinya.. dan ia
meninggal seketika. Anak Tuan seringkali berbicara tentang Anda dan
kecintaan Anda terhadap karya seni."
Kemudian anak muda itu menyerahkan bingkisan yang dibawanya. "Saya tahu
pemberian saya ini tidak terlalu banyak. Saya bukanlah seniman yang hebat,
tetapi saya rasa anak Tuan akan menginginkan Tuan memilikinya."
Si Ayah membuka bingkisan tersebut. Lukisan itu adalah lukisan anaknya,
yang dilukis sendiri oleh prajurit muda itu. Ia terbelalak kagum menatap
lukisan anaknya, bagaimana prajurit muda itu mampu
menangkap kepribadian anaknya, dan menuangkannya dalam lukisan. Dan
perhatian sang ayah juga tertarik pada sinar mata anaknya, membuatnya
begitu terharu sehingga ia meneteskan air mata.
Sang ayah mengucapkan terima kasih kepada prajurit muda tersebut dan
menawarkan uang untuk menggantikan hadiah itu. "Oh, tidak Tuan.. Saya
tidak akan pernah mampu membayar kembali kebaikan anak Tuan. Ini adalah
hadiah.."
Lukisan itu kemudian digantungkan di ruang tamunya. Setiap kali tamu
berkunjung ke rumahnya, ia menunjukkan mereka lukisan anaknya terlebih
dahulu, sebelum ia menunjukkan koleksi seninya yang lain.
Dan beberapa bulan kemudian, sang ayah meninggal dunia. Dan diadakan
lelang besar untuk koleksi lukisannya. Orang-orang kaya dan terhormat
datang berkumpul, merasa senang bahwa pada akhirnya mereka mempunyai
kesempatan untuk memiliki karya-karya seni yang langka sebagai koleksi
mereka.
Lukisan sang anak diletakkan di atas mimbar. Pelelang kemudian memukulkan
palunya, "Lelang akan dimulai dengan lukisan sang anak. Siapa yang akan
menawar lukisan ini?"
Ruangan tersebut tiba-tiba hening. Dari arah belakang terdengar suara,
"Kami ingin melihat lukisan-lukisan terkenal! Lewati lukisan ini!"
Tetapi pelelang tetap berkata, "Apakah ada yang menawar lukisan ini?
Dimulai dari $100? $200?"
Terdengar suara lain yang mulai marah, "Kami tidak datang untuk melihat
lukisan ini. Kami mau melihat Van Gogh, Rembrandt.. Jangan main-main.
Mulailah serius!"
Namun, pelelang tersebut tetap berkata, "Sang Anak! Sang Anak! Siapa yang
akan mengambil Sang Anak?". Akhirnya, terdengar suara dari belakang
ruangan. Suara tukang kebun keluarga tersebut. "Aku akan berikan $10 untuk
lukisan itu." Karena ia miskin, ia hanya sanggup memberikan $10.
"Ada $10! Siapa yang akan menawar $20?"
"Biarkan ia membayar $10! Sekarang ayo perlihatkan kami lukisan yang
lain!"
"$10! Siapa yang akan menawar $20?"
Para tamu mulai marah. Mereka tidak ingin melihat lukisan sang Anak.
Mereka hendak mengeluarkan uang dan menginvestasikannya pada koleksi
lukisan yang langka dan mahal!
Si pelelang memukul-mukulkan palunya ke atas meja, "Satu! Dua! TERJUAL
untuk $10!" Seorang pria yang duduk di barisan kedua mulai berteriak,
"Sekarang ayo serius mulai dengan pelelangan ini!!!"
Pelelang itu kemudian meletakkan palunya. "Maaf. Acara lelang sudah
berakhir."
"Apa?? Bagaimana dengan lukisan-lukisan yang lain??"
"Maaf. Ketika saya diminta untuk mengadakan lelang ini, saya diberitahukan
bahwa acara lelang ini adalah salah satu rahasia untuk dilakukan dalam
surat wasiatnya. Dan saya tidak boleh membuka
rahasia tersebut sampai acara ini berakhir. Hanya lukisan sang anak yang
boleh dilelang. Sia pa yang membeli lukisan tersebut akan memiliki seluruh
harta kekayaannya, properti, tanah, termasuk
seluruh koleksi lukisannya. Bapak yang membeli lukisan sang Anak
memperoleh semuanya!!
Tuhan memberikan AnakNya 2.000 tahun yang lalu untuk mati di kayu salib.
Seperti pelelang tersebut berkata, pesan hari ini adalah
"Sang Anak, sang Anak!! Siapa yang mau mengambil sang Anak?" Karena Anda
lihat, siapa yang mengambil Sang Anak memperoleh semuanya.
Terj. bebas: Azallea Lesmana (Untuk kalangan sendiri)
Pengarang: Tidak diketahui
Lamar Boschman - "When I worship, I would rather my heart be without
words than my words be without heart."
yang langka. Mereka memiliki seluruh koleksi karya seni yang pernah ada,
dari Picasso sampai Raphael. Bapa dan anak ini seringkali duduk bersama
dan mengagumi keindahan karya-karya seni tersebut.
Ketika terjadi perang Vietnam, anak lelaki ini diutus ke medan peperangan.
Seorang pemuda yang gagah berani dan gugur di medan perang ketika ia
sedang menyelamatkan jiwa prajurit lain. Hati
ayahnya hancur ketika ia mendengar hal tersebut, menangisi kepergian anak
tunggalnya.
Sebulan kemudian, sesaat sebelum hari Natal, terdengar sebuah ketukan di
pintu rumahnya. Seorang anak muda berdiri di depan pintu membawa sebuah
bingkisan besar. Dan berkata, "Tuan, Anda tidak
mengenal saya, tetapi saya adalah prajurit yang diselamatkan oleh anak
Anda.. Ia menyelamatkan banyakjiwa hari itu, dan ia sedang menggendongku
ke tempat yang aman ketika ia ditembak, tepat terkena dihatinya.. dan ia
meninggal seketika. Anak Tuan seringkali berbicara tentang Anda dan
kecintaan Anda terhadap karya seni."
Kemudian anak muda itu menyerahkan bingkisan yang dibawanya. "Saya tahu
pemberian saya ini tidak terlalu banyak. Saya bukanlah seniman yang hebat,
tetapi saya rasa anak Tuan akan menginginkan Tuan memilikinya."
Si Ayah membuka bingkisan tersebut. Lukisan itu adalah lukisan anaknya,
yang dilukis sendiri oleh prajurit muda itu. Ia terbelalak kagum menatap
lukisan anaknya, bagaimana prajurit muda itu mampu
menangkap kepribadian anaknya, dan menuangkannya dalam lukisan. Dan
perhatian sang ayah juga tertarik pada sinar mata anaknya, membuatnya
begitu terharu sehingga ia meneteskan air mata.
Sang ayah mengucapkan terima kasih kepada prajurit muda tersebut dan
menawarkan uang untuk menggantikan hadiah itu. "Oh, tidak Tuan.. Saya
tidak akan pernah mampu membayar kembali kebaikan anak Tuan. Ini adalah
hadiah.."
Lukisan itu kemudian digantungkan di ruang tamunya. Setiap kali tamu
berkunjung ke rumahnya, ia menunjukkan mereka lukisan anaknya terlebih
dahulu, sebelum ia menunjukkan koleksi seninya yang lain.
Dan beberapa bulan kemudian, sang ayah meninggal dunia. Dan diadakan
lelang besar untuk koleksi lukisannya. Orang-orang kaya dan terhormat
datang berkumpul, merasa senang bahwa pada akhirnya mereka mempunyai
kesempatan untuk memiliki karya-karya seni yang langka sebagai koleksi
mereka.
Lukisan sang anak diletakkan di atas mimbar. Pelelang kemudian memukulkan
palunya, "Lelang akan dimulai dengan lukisan sang anak. Siapa yang akan
menawar lukisan ini?"
Ruangan tersebut tiba-tiba hening. Dari arah belakang terdengar suara,
"Kami ingin melihat lukisan-lukisan terkenal! Lewati lukisan ini!"
Tetapi pelelang tetap berkata, "Apakah ada yang menawar lukisan ini?
Dimulai dari $100? $200?"
Terdengar suara lain yang mulai marah, "Kami tidak datang untuk melihat
lukisan ini. Kami mau melihat Van Gogh, Rembrandt.. Jangan main-main.
Mulailah serius!"
Namun, pelelang tersebut tetap berkata, "Sang Anak! Sang Anak! Siapa yang
akan mengambil Sang Anak?". Akhirnya, terdengar suara dari belakang
ruangan. Suara tukang kebun keluarga tersebut. "Aku akan berikan $10 untuk
lukisan itu." Karena ia miskin, ia hanya sanggup memberikan $10.
"Ada $10! Siapa yang akan menawar $20?"
"Biarkan ia membayar $10! Sekarang ayo perlihatkan kami lukisan yang
lain!"
"$10! Siapa yang akan menawar $20?"
Para tamu mulai marah. Mereka tidak ingin melihat lukisan sang Anak.
Mereka hendak mengeluarkan uang dan menginvestasikannya pada koleksi
lukisan yang langka dan mahal!
Si pelelang memukul-mukulkan palunya ke atas meja, "Satu! Dua! TERJUAL
untuk $10!" Seorang pria yang duduk di barisan kedua mulai berteriak,
"Sekarang ayo serius mulai dengan pelelangan ini!!!"
Pelelang itu kemudian meletakkan palunya. "Maaf. Acara lelang sudah
berakhir."
"Apa?? Bagaimana dengan lukisan-lukisan yang lain??"
"Maaf. Ketika saya diminta untuk mengadakan lelang ini, saya diberitahukan
bahwa acara lelang ini adalah salah satu rahasia untuk dilakukan dalam
surat wasiatnya. Dan saya tidak boleh membuka
rahasia tersebut sampai acara ini berakhir. Hanya lukisan sang anak yang
boleh dilelang. Sia pa yang membeli lukisan tersebut akan memiliki seluruh
harta kekayaannya, properti, tanah, termasuk
seluruh koleksi lukisannya. Bapak yang membeli lukisan sang Anak
memperoleh semuanya!!
Tuhan memberikan AnakNya 2.000 tahun yang lalu untuk mati di kayu salib.
Seperti pelelang tersebut berkata, pesan hari ini adalah
"Sang Anak, sang Anak!! Siapa yang mau mengambil sang Anak?" Karena Anda
lihat, siapa yang mengambil Sang Anak memperoleh semuanya.
Terj. bebas: Azallea Lesmana (Untuk kalangan sendiri)
Pengarang: Tidak diketahui
Lamar Boschman - "When I worship, I would rather my heart be without
words than my words be without heart."