Sunday, October 01, 2006
"Rosa, bangun.. Sarapanmu udah mama siapin di meja."
Tradisi ini sudah berlangsung 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa
mengingat tapi kebiasaan mama tak pernah berubah. "Mama sayang. ga usah
repot-repot ma, aku sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi. Wajah
tua itu langsung berubah.

Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru
kukeluarkan uang dan kubayar semuanya, ingin kubalas jasa mama selama ini
dengan hasil keringatku.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa mama mudah sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang
fasenya aku mengalami kesulitan memahami mama karena dari sebuah artikel
yang kubaca.. orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung
untuk bersikap kanak-kanak. tapi entahlah.. Niatku ingin membahagiakan malah
membuat mama sedih. Seperti biasa, mama tidak akan pernah mengatakan
apa-apa.

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya "Ma, maafin aku kalau telah
menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih?" Kutatap
sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata di sana. Terbata-bata mama
berkata,
"Tiba-tiba mama merasa kalian tidak lagi membutuhkan mama. Kamu sudah
dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidak boleh lagi menyiapkan
sarapan untuk kamu, mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua sudah bisa kamu
lakukan sendiri"

Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu.. bersusah payah melayani
putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah
kusadari sebelumnya.. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua
menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat
arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.

Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kupersembahkan untuk mama dalam
usiaku sekarang? Adakah mama bahagia dan bangga pada putrinya?

Ketika itu kutanya pada mama. Mama menjawab "Banyak sekali nak
kebahagiaan yang telah kamu berikan pada mama. Kamu tumbuh sehat dan lucu
ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah
kebanggaan buat mama.
Setelah dewasa, kamu berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu
kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan
kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini
sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan
ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya mamaku melalui liku-liku
kehidupan..

Mamaku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik
anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisadilimpahkan
kepada siapapun. Ah, maafin kami mama..... 18 jam sehari sebagai "pekerja"
seakan tak pernah membuat mama lelah.. Sanggupkah aku ya Tuhan?

--- +++ ---

"Rosa, bangun nak.. sarapannya udah mama siapin di meja.. "
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul mama
sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya
lekat-lekat dan kuucapkan.. "Terimakasih mama, aku beruntung sekali
memiliki mama yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan mama." Kulihat binar
itu memancarkan kebahagiaan. .

Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu. .
Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

--- +++ ---

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat
"Aku sayang padamu." Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan
rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai..

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Ibu..
Walau mereka tak pernah meminta. Percayalah.. kata-kata itu akan membuat
mereka sangat berarti dan bahagia..

--- +++ ---

"Ya Tuhan, cintailah mamaku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan
mama.
Dan jika saatnya nanti mama Kau panggil, terimalah dan jagalah ia disisiMu..

Titip mamaku ya Tuhan.."

Untuk dan oleh semua Ibu yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang
mencintai Ibunya.
--
------------ --------- ----.oooO- --------- --------- --------- -------
( ) Oooo.
\ ( ( )
\_) ) /
(_/
2 Yoh. 1:9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi
yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal
di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
Makasih Tuhan memberkati !


www.aritonang.com
 
posted by imelda at 7:03 AM |


0 Comments: