Thursday, May 03, 2007
Beberapa tahun yang silam,seorang pemuda terpelajar dari semarang sedang
berpergian naik pesawat ke Jakarta.
Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si Pemuda.
"Oh... Saya mau ke Jakarta terus "connecting flight"
ke Singapore
nengokin anak saya yang ke dua" jawab ibu itu.
" Wouw..... hebat sekali putra ibu" pemuda itu menyahut dan terdiam
sejenak.
pemuda itu merenung.
Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan
pertanyaannya.
" Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua
ya bu??
Bagaimana dengan kakak-adik adik nya??"
Oh ya tentu " si Ibu bercerita :
"Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat Kerja di
Perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang
keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi
Dosen di Semarang.""
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dengan
sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.
" terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??"
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, " anak saya yang
pertama menjadi petani di Godean Jogja nak".
Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar "
Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu..... kalau ibu agak kecewa ya
dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di
pekerjaannya, sedang dia menjadi petani "??
Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
" Ooo ...tidak tidak begitu nak....
Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang
membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani"
Lesson from the story :
Everybody in the world is a important person.
Open your eyes....
your heart....
your mind....
your point of view....
because we can't make summary before read "the book "
completely.
The wise person says...
The more important thing is not WHO YOU ARE But WHAT YOU HAVE BEEN DOING
berpergian naik pesawat ke Jakarta.
Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur.
Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si Pemuda.
"Oh... Saya mau ke Jakarta terus "connecting flight"
ke Singapore
nengokin anak saya yang ke dua" jawab ibu itu.
" Wouw..... hebat sekali putra ibu" pemuda itu menyahut dan terdiam
sejenak.
pemuda itu merenung.
Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan
pertanyaannya.
" Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua
ya bu??
Bagaimana dengan kakak-adik adik nya??"
Oh ya tentu " si Ibu bercerita :
"Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat Kerja di
Perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang
keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi
Dosen di Semarang.""
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dengan
sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.
" terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??"
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, " anak saya yang
pertama menjadi petani di Godean Jogja nak".
Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar "
Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu..... kalau ibu agak kecewa ya
dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di
pekerjaannya, sedang dia menjadi petani "??
Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
" Ooo ...tidak tidak begitu nak....
Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang
membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani"
Lesson from the story :
Everybody in the world is a important person.
Open your eyes....
your heart....
your mind....
your point of view....
because we can't make summary before read "the book "
completely.
The wise person says...
The more important thing is not WHO YOU ARE But WHAT YOU HAVE BEEN DOING
posted by imelda at 6:02 AM |
2 Comments:
At 9:07 PM, kangmasharry
mbak, saya terharu membaca cerita ini. saya gak menduga sebelumnya ttg anak pertamanya (aku pikir telah tiada atau bagaimana) ternyata...
sesuatu yang sederhana kadang mengecoh, jika kita liat cerita dibaliknya pasti membuat kita terharu.
Thanks atas pelajaran yang berharga mbak imelda.
seorang ibu yang benar2 bijaksana. saya tidak yakin bahwa semua orangtua akan seperti itu.
semoga orang tua saya berpikir dan berhati spt sang ibu itu.
begitu pula dengan orang tua ... dan diri kita sendiri!
salute!