Monday, May 21, 2012
Mat 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ayat ini ditafsirkan sebagai larangan untuk poligamy.
Tafsir menafsir adalah sah dalam Kristen maupun keyakinan pengajaran agama lain karena memang Kitab suci perlu penafsiran.
Di jaman Perjanjian Lama, yg banyak nabi2 melakukan poligami.
Kenapa tidak ada 1 ayatpun yg melarang/mengutuk? Karena di dalam Perjanjian Lama TIDAK DILARANG.
Logika berikut akan mempermudah sekali untuk memahami bahwa ada hal yang DILARANG PADA SAAT TERTENTU tapi pada saat lain tidak dilarang:
"Saat suatu jalan masih diperbaiki, maka kita dilarang melewatinya. Tapi sesudah perbaikan selesai tentunya larangan itu tidak valid lagi." Bukankah ini rasional dan masuk akal?
Kelemahan moral BUKANLAH pembenaran seseorang untuk melanggar aturan yang ditetapkan Allah.
Poligami akan sangat patut untuk dipraktekkan pada saat Allah menciptakan manusia pertama kali, seperti dapat kita baca dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Kenapa? Karena sumber daya banyak, alam sangat makmur (kekeringan dan kegersangan ada karena dosa). Terlebih dunia mesti dipenuhi sesuai perintah Allah.
Nyatanya Allah cuma menciptakan dua orang manusia. Laki dan perempuan.
Mengenai Poligami jadi Monogami. Apakah Allah tidak konsisten?
Sering terjadi dalam suatu diskusi mengenai poligami seseorang Kristen mengecam seorang penganut ajaran lain mengenai ajaran mereka yang mengijinkan poligami. Si lawan diskusi kemudian menanggapi dengan mengatakan, "kenapa Poligami tidak boleh? Toh Abraham, Daud, Solomo dlsb ber-poligami. Mereka kan juga nabi-nabi orang Kristen dan orang-orang benar di mata Allah."
Di sini kemudian rata-rata orang Kristen menjadi bingung. Di satu sisi umat Kristen sebenarnya ingin menjawab dengan berkata "dulu boleh, sekarang tidak boleh" (karena memang faktanya di Perjanjian Lama banyak orang benar yang ber-poligami, Sedangkan di dalam Perjanjian Baru. Poligami dilarang [Mat 19:6]). Sementara itu di sisi lain umat Kristen takut kalau-kalau jawaban itu malahan menunjukkan bahwa ajaran Kristen itu tidak konsisten, bahwa Allah Kristen itu tidak konsisten dan kontradiktif. BENARKAH DEMIKIAN?
Ketakutan itu tidak beralasan terutama kalau lawan diskusinya adalah orang Yahudi atau para penganut ajaran poligami. Silahkan baca lebih lanjut:
Tatanan natural sebenarnya adalah monogami. Ini terlihat dari diciptakannya satu pria dan satu wanita.
Setelah itu dijaman Perjanjian Lama Poligami ditoleransi dan diperbolehkan OLEH ALLAH. Alasannya lihat Mat 19:8
Waktu berjalan dan kemudian berlalu... ... ...
...
Tibalah datangnya Perjanjian Baru dengan kedatangan Allah yang menjadi Anak Manusia dalam diri Kristus Yesus.
Sejak dari sinilah poligami dilarang dan umat beriman [Katolik] diperintahkan untuk kembali ke tatanan seharusnya, yaitu perkawinan yang monogami yang datang JUGA OLEH ALLAH (Mat 19:6) sendiri.
Tidak konsistenkah ajaran Kristen?
Nah, harus dijelaskan bahwa dispensasi Allah atas suatu aturan bukanlah hal yang aneh.
Di jaman Adam dan Hawa, antar adik-kakak diperbolehkan untuk menikah. Lalu ketika peristiwa Nuh, semua umat manusia mati kecuali Nuh dan keluarganya. Sekali lagi pernikahan antara saudara di beri dispensasi. Namun SETELAH masa-masa dispensasi itu toh pernikahan antara saudara tidak diperkenankan dan bahkan diberi sanksi.
Kristen, Yahudi dan para penganut ajaran poligami punya cerita yang mirip tentang kejadian Adam/Hawa dan banjir besar Nuh. Sehingga bagi mereka, memang benar terjadi incest di jaman Adam/Hawa dan jaman Nuh. Namun sampai sekarang, baik Kristen, Yahudi ataupun para penganut poligami itu, KESEMUANYA MENGHARAMKAN pernikahan saudara sedarah yang DULUNYA DIIJINKAN Allah [!!!]
Sehingga tidak ada alasan bagi umat beragama Kristen, Yahudi atau para penganut ajaran poligami untuk menolak fakta bahwa Allah BISA SAJA MENGIJINKAN, namun KEMUDIAN TIDAK MENGIJINKAN sesuatu. Lebih-lebih tidak ada alasan bagi orang Kristen, Yahudi atau para pengiman ajaran poligami untuk mengatakan bahwa adanya dispensasi Allah merupakan bukti ketidak-konsistenan Allah.
Dispensasi tidak berarti bahwa Allah telah bersikap kontradiktif atau menjilat ludah-Nya sendiri (Allah yang seperti itu sama sekali bukan Allah). Hanya saja kondisi tertentu mengakibatkan apa yang sah menjadi tidak sah dan apa yang tidak sah, KINI menjadi sah. Ini bukan upaya mengingkari adanya sesuatu yang absolut dan menganut suatu relativisme. Ini justru sikap yang benar untuk meng-counter pandangan ekstrim bahwa semuanya adalah absolut, tidak ada yang relatif.
Dogma, misalnya, adalah absolut. Sedangkan disiplin adalah relatif. Tidak bisa dibolak-balik (dogma-relatif, disiplin-absolut). Juga tidak bisa semuanya disebut dogma, atau semuanya disebut disiplin. Ada yang dogma, ada yang displin. Ada yang absolut, ada yang relatif.
Sedikit tambahan:
Bagi iman Kristen sekalipun poligami diijinkan oleh Allah di jaman Perjanjian Lama, akan tetapi di dalam Perjanjian Baru praktek poligami ini dilarang oleh Allah juga. Sehingga sekalipun dulu boleh, sekarang tidak boleh. Ingatlah bahwa, "dulu"nya itu di jaman nabi besar Musa. Yesus MENGINGATKAN bahwa PADA AWAL-AWALNYA monogami-lah tatanan dunia "... TETAPI SEJAK SEMULA TIDAKLAH DEMIKIAN." [Mat 19:8] bukan)
Dari sini kelihatan bahwa argumen diatas, yang sangat masuk akal dalam kacamata iman Kristen karena umat Kristen mengimani Mat 19:6, NAMUN akan sama sekali engga nyambung bagi penganut ajaran poligami. Karena bagi mereka Allah BELUM MENCABUT IJINNYA ATAS POLIGAMI.
Sekalipun dahulu diciptakan banyak hawa untuk Adam sehingga Adam harus ber-poligami, tetap saja dosa akan tersebar ke semua keturunan manusia karena bapaknya satu.
Jadi, sekalipun Adam ber-poligami adalah di mana satu pria punya beberapa istri, maka ajaran itu pun tidak bisa ter-komprimisasikan.Harus menceraikan salah satu. Kalau tidak, dia tidak bisa menjadi Katolik.
Tatanan natural adalah monogami. Pada Alkitab, manusia yang diselamatkan hanya Nuh dan seluruh keluarganya. Jadi termasuk di dalamnya istri dari putra-putranya (Kej 7:7). Jadi antar sepupu berkawin, padahal ini dalam kondisi normal tidak boleh
1. Pernyataan "poligami terjadi dalam ajaran Kristen" tidak bisa berdiri sendiri tanpa penjelasan lebih lanjut. Pengajaran Kristen adalah pengajaran Yesus sendiri yang adalah Allah yang merupakan KESEMPURNAAN dari Perjanjian Lama. Dalam pemahaman ini maka pada masa sekarang setelah kedatangan-Nya ke dunia, poligami tidak pernah boleh terjadi (dalam arti, tidak pernah diijinkan).
2. Ada waktu di mana poligami di-dispensasi. Sehingga di waktu itu poligami BUKAN pelanggaran. Apakah Abraham hidup dalam masa dispensasi itu? Jawabannya adalah: "ya."
Bukan hanya Abraham yang mendapat dispensasi. Orang lain, melalui contoh para Bapa bangsa tersebut [ie. Abraham, Yakub, Daud etc] Karena sekarang bukan jaman Musa, maka memang Poligami sudah lewat dan tidak boleh. Seperti bagaimana sekarang ini incest tidak boleh.
PS
Sumber: < http://www.newadvent.org/ summa/5065.htm >
[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, II, 2, 2]
*Credit to DeusVult, Evangelos.
Tafsir menafsir adalah sah dalam Kristen maupun keyakinan pengajaran agama lain karena memang Kitab suci perlu penafsiran.
Di jaman Perjanjian Lama, yg banyak nabi2 melakukan poligami.
Kenapa tidak ada 1 ayatpun yg melarang/mengutuk? Karena di dalam Perjanjian Lama TIDAK DILARANG.
Logika berikut akan mempermudah sekali untuk memahami bahwa ada hal yang DILARANG PADA SAAT TERTENTU tapi pada saat lain tidak dilarang:
"Saat suatu jalan masih diperbaiki, maka kita dilarang melewatinya. Tapi sesudah perbaikan selesai tentunya larangan itu tidak valid lagi." Bukankah ini rasional dan masuk akal?
Kelemahan moral BUKANLAH pembenaran seseorang untuk melanggar aturan yang ditetapkan Allah.
Poligami akan sangat patut untuk dipraktekkan pada saat Allah menciptakan manusia pertama kali, seperti dapat kita baca dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Kenapa? Karena sumber daya banyak, alam sangat makmur (kekeringan dan kegersangan ada karena dosa). Terlebih dunia mesti dipenuhi sesuai perintah Allah.
Nyatanya Allah cuma menciptakan dua orang manusia. Laki dan perempuan.
Mengenai Poligami jadi Monogami. Apakah Allah tidak konsisten?
Sering terjadi dalam suatu diskusi mengenai poligami seseorang Kristen mengecam seorang penganut ajaran lain mengenai ajaran mereka yang mengijinkan poligami. Si lawan diskusi kemudian menanggapi dengan mengatakan, "kenapa Poligami tidak boleh? Toh Abraham, Daud, Solomo dlsb ber-poligami. Mereka kan juga nabi-nabi orang Kristen dan orang-orang benar di mata Allah."
Di sini kemudian rata-rata orang Kristen menjadi bingung. Di satu sisi umat Kristen sebenarnya ingin menjawab dengan berkata "dulu boleh, sekarang tidak boleh" (karena memang faktanya di Perjanjian Lama banyak orang benar yang ber-poligami, Sedangkan di dalam Perjanjian Baru. Poligami dilarang [Mat 19:6]). Sementara itu di sisi lain umat Kristen takut kalau-kalau jawaban itu malahan menunjukkan bahwa ajaran Kristen itu tidak konsisten, bahwa Allah Kristen itu tidak konsisten dan kontradiktif. BENARKAH DEMIKIAN?
Ketakutan itu tidak beralasan terutama kalau lawan diskusinya adalah orang Yahudi atau para penganut ajaran poligami. Silahkan baca lebih lanjut:
Tatanan natural sebenarnya adalah monogami. Ini terlihat dari diciptakannya satu pria dan satu wanita.
Setelah itu dijaman Perjanjian Lama Poligami ditoleransi dan diperbolehkan OLEH ALLAH. Alasannya lihat Mat 19:8
Waktu berjalan dan kemudian berlalu... ... ...
...
Tibalah datangnya Perjanjian Baru dengan kedatangan Allah yang menjadi Anak Manusia dalam diri Kristus Yesus.
Sejak dari sinilah poligami dilarang dan umat beriman [Katolik] diperintahkan untuk kembali ke tatanan seharusnya, yaitu perkawinan yang monogami yang datang JUGA OLEH ALLAH (Mat 19:6) sendiri.
Tidak konsistenkah ajaran Kristen?
Nah, harus dijelaskan bahwa dispensasi Allah atas suatu aturan bukanlah hal yang aneh.
Di jaman Adam dan Hawa, antar adik-kakak diperbolehkan untuk menikah. Lalu ketika peristiwa Nuh, semua umat manusia mati kecuali Nuh dan keluarganya. Sekali lagi pernikahan antara saudara di beri dispensasi. Namun SETELAH masa-masa dispensasi itu toh pernikahan antara saudara tidak diperkenankan dan bahkan diberi sanksi.
Kristen, Yahudi dan para penganut ajaran poligami punya cerita yang mirip tentang kejadian Adam/Hawa dan banjir besar Nuh. Sehingga bagi mereka, memang benar terjadi incest di jaman Adam/Hawa dan jaman Nuh. Namun sampai sekarang, baik Kristen, Yahudi ataupun para penganut poligami itu, KESEMUANYA MENGHARAMKAN pernikahan saudara sedarah yang DULUNYA DIIJINKAN Allah [!!!]
Sehingga tidak ada alasan bagi umat beragama Kristen, Yahudi atau para penganut ajaran poligami untuk menolak fakta bahwa Allah BISA SAJA MENGIJINKAN, namun KEMUDIAN TIDAK MENGIJINKAN sesuatu. Lebih-lebih tidak ada alasan bagi orang Kristen, Yahudi atau para pengiman ajaran poligami untuk mengatakan bahwa adanya dispensasi Allah merupakan bukti ketidak-konsistenan Allah.
Dispensasi tidak berarti bahwa Allah telah bersikap kontradiktif atau menjilat ludah-Nya sendiri (Allah yang seperti itu sama sekali bukan Allah). Hanya saja kondisi tertentu mengakibatkan apa yang sah menjadi tidak sah dan apa yang tidak sah, KINI menjadi sah. Ini bukan upaya mengingkari adanya sesuatu yang absolut dan menganut suatu relativisme. Ini justru sikap yang benar untuk meng-counter pandangan ekstrim bahwa semuanya adalah absolut, tidak ada yang relatif.
Dogma, misalnya, adalah absolut. Sedangkan disiplin adalah relatif. Tidak bisa dibolak-balik (dogma-relatif, disiplin-absolut). Juga tidak bisa semuanya disebut dogma, atau semuanya disebut disiplin. Ada yang dogma, ada yang displin. Ada yang absolut, ada yang relatif.
Sedikit tambahan:
Bagi iman Kristen sekalipun poligami diijinkan oleh Allah di jaman Perjanjian Lama, akan tetapi di dalam Perjanjian Baru praktek poligami ini dilarang oleh Allah juga. Sehingga sekalipun dulu boleh, sekarang tidak boleh. Ingatlah bahwa, "dulu"nya itu di jaman nabi besar Musa. Yesus MENGINGATKAN bahwa PADA AWAL-AWALNYA monogami-lah tatanan dunia "... TETAPI SEJAK SEMULA TIDAKLAH DEMIKIAN." [Mat 19:8] bukan)
Dari sini kelihatan bahwa argumen diatas, yang sangat masuk akal dalam kacamata iman Kristen karena umat Kristen mengimani Mat 19:6, NAMUN akan sama sekali engga nyambung bagi penganut ajaran poligami. Karena bagi mereka Allah BELUM MENCABUT IJINNYA ATAS POLIGAMI.
Sekalipun dahulu diciptakan banyak hawa untuk Adam sehingga Adam harus ber-poligami, tetap saja dosa akan tersebar ke semua keturunan manusia karena bapaknya satu.
Jadi, sekalipun Adam ber-poligami adalah di mana satu pria punya beberapa istri, maka ajaran itu pun tidak bisa ter-komprimisasikan.Harus menceraikan salah satu. Kalau tidak, dia tidak bisa menjadi Katolik.
Tatanan natural adalah monogami. Pada Alkitab, manusia yang diselamatkan hanya Nuh dan seluruh keluarganya. Jadi termasuk di dalamnya istri dari putra-putranya (Kej 7:7). Jadi antar sepupu berkawin, padahal ini dalam kondisi normal tidak boleh
1. Pernyataan "poligami terjadi dalam ajaran Kristen" tidak bisa berdiri sendiri tanpa penjelasan lebih lanjut. Pengajaran Kristen adalah pengajaran Yesus sendiri yang adalah Allah yang merupakan KESEMPURNAAN dari Perjanjian Lama. Dalam pemahaman ini maka pada masa sekarang setelah kedatangan-Nya ke dunia, poligami tidak pernah boleh terjadi (dalam arti, tidak pernah diijinkan).
2. Ada waktu di mana poligami di-dispensasi. Sehingga di waktu itu poligami BUKAN pelanggaran. Apakah Abraham hidup dalam masa dispensasi itu? Jawabannya adalah: "ya."
Bukan hanya Abraham yang mendapat dispensasi. Orang lain, melalui contoh para Bapa bangsa tersebut [ie. Abraham, Yakub, Daud etc] Karena sekarang bukan jaman Musa, maka memang Poligami sudah lewat dan tidak boleh. Seperti bagaimana sekarang ini incest tidak boleh.
PS
Sumber: < http://www.newadvent.org/
[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, II, 2, 2]
*Credit to DeusVult, Evangelos.
posted by imelda at 1:31 AM | 0 comments